BELAKANGAN ini kasus pemerkosaan kembali mencuat, korbannya bukan
penumpang angkot seperti beberapa waktu silam, tetapi cewek sekolahan, gadis
muda yang lugu, ayu, dan tentu punya semangat untuk maju.
Tetapi, karena ketidakfokusan ketika sekolah, beberapa di antara mereka
terjerembab dalam cinta sesat yang akhirnya mendatangkan kerugian. Hampir
setiap hari berita pemerkosaan cewek sekolahan terjadi di berbagai daerah.
Ironisnya, sebagian kasus pemerkosaan berawal karena jalan-jalan atau pacaran.
Di Palopo Kamis 28 Februari 2013 seorang cewek sekolahan
diajak kakak kelasnya jalan-jalan. Gadis belia warga Jalan Sungai Pareman
Palopo itu kemudian dibawa ke sebuah kamar kos di wilayah Balandai. Di kamar
kontrakan itulah, cewek sekolahan itu lalu diperkosa 8 orang, seperti diberitakan laman berita
kompas.com.
Lain hal dengan gadis belia di Aceh berinisial AS yang diberitakan
detik.com, ia diajak jalan-jalan oleh sang pacar. Setelah
itu korban dipaksa oleh sang pacar berinisial AN ke semak semak di Kecamatan
Tanah Jambo Aye.
Pemerkosaan itu
berlangsung pada minggu (17/3/0213) malam sekitar pukul 19.15 WIB. Sebelumnya
korban diajak jalan-jalan oleh pacarnya yang berinisial AN ke pantai Ule Rebek
di Kecamatan Seunudon.
Saat korban meminta
pulang, sang pacar justru membawa korban di salah satu semak-semak dekat
kuburan di Desa Pucok Alue. Saat hendak diperkosa, korban melakukan perlawanan
dengan mengigit tangan AN. Namun pelaku juga tetap berhasil mengauli korban. Tragis, inilah cinta yang berbuah petaka.
Jangan Asal Jalan
Kasus di atas hanya beberapa dari fenomena gunung es tentang
pemerkosaan. Tentu kita tidak ingin kasus seperti itu terjadi pada teman,
keluarga dan lingkungan kita.
Oleh karena itu, hendaknya para orang tua, guru,
dan tentunya para cewek sekolahan sendiri harus selalu waspada terhadap segala
kemungkinan terjadinya petaka semacam itu.
Jika memang tidak ada urusan penting, apalagi kalau sekedar buang-buang
waktu, kemudian di dalamnya ada teman lelaki, sebaiknya pikir matang-matang
dulu. Karena jika salah perhitungan, kerugian tidak saja membuat sakit hati,
tetapi juga menyuramkan masa depan sendiri.
Termasuk berpacaran, budaya sesat ini sebaiknya dilempar jauh ke lautan.
Karena cinta sejati itu tidak ada dalam pacaran. Omong kosong ada pasangan
bahagia sampai tua apalagi masuk surga diawali dengan pacaran.
Jangan mimpi, kebahagiaan rumah tangga tak bisa dirajut dengan pacaran.
Apalagi sekarang, banyak nafsu bermerek cinta, intinya pelampiasan libido
semata. Makanya, pikir matang dulu sebelum mau jalan, aman atau tidak aman.
Jangan lupa izin orang tua jangan ditinggalkan.
Perhatikan Pakaian
Penting, setiap cewek sekolahan hendaknya memperhatikan pakaiannya.
Jangan main buka-bukaan, jangan pakai fashion minimalis, sebab itu hanya
akan membuatmu menjadi objek pemuasan mata para lelaki. Hargailah dirimu
sendiri, niscaya orang lain akan bisa menghargaimu.
Bagi yang Muslimah, sebaiknya jalankan perintah agamamu dengan mengenakan
jilbab. Selain anggun, jilbab juga akan menjadi perangkat paling awal yang
menjaga keamanan jiwa dan raga. Selain itu jilbab juga memagarimu dari ancaman
api neraka. Ayo masih gak mau pakai jilbab?
Tiada masa paling indah, masa-masa di sekolah. Tiada kasih paling indah,
kisah kasih di sekolah. Mungkin lagu ini menjadi justifikasi mereka yang hobi
pacaran, karena ke sekolah umumnya pelajar sekarang rata-rata bukan untuk
belajar, tetapi pacaran.
Lihat saja sinetron yang mengeksploitas kehidupan sekolah, ada nggak
yang pakai belajar, ibadah atau peduli sosial? Rata-rata, pacaran, jalan-jalan,
pesta-pesta, pelukan dan seterusnya.
Pacaran secara parsial memang memberikan kebahagiaan, terutama bagi
syahwat dan badan, sehingga semua terasa begitu indah. Tetapi sadar nggak sich
kaum hawa, kalau keindahan itu hanya karena sang lelaki masih punya target yang
belum keturutan?
Jangan salah, pacar begitu perhatian kepadamu bukan karena mereka
benar-benar serius dan cinta, apalagi cinta tulus karena iman, sama sekali
bukan. Tetapi mereka sedang membidik target utamanya yang belum tercapai. Maka
wajar jika kemudian muncul romantisme dan kasih sayang luar biasa. Karena
hakikat dari ucapan I love you bagi pacar adalah aku ingin menidurimu.
Selain itu, pacaran memang tidak memperlihatkan kepadamu kecuali yang
enak saja, yang indah saja, dan yang fun-fun saja. Semua asyik dan indah.
Itulah pacaran. Tetapi mari kita perhatikan lebih dalam lagi.
Realitas Pacaran
Nilai secara jujur, apa sebenarnya tema pokok dalam interaksi pacaran.
Apakah soal keimanan, ketangguhan, masa depan atau kenikmatan semata? Jawabnya
hanya satu kenikmatan belaka.
Tidak ada ceritanya orang pacaran mendiskusikan masa depan, apalagi
bicara iman dan ketakwaan. Umumnya berbicara tentang kenikmatan, senang-senang,
tapi mohon maaf tanpa tanggung jawab.
Kalau tidak percaya, siapapun yang sekarang punya pacar, tanya
kepadanya, ‘Kapan kita menikah?’ Pasti tidak akan ada jawaban tegas, apalagi
pasti. Bagaimana mau menjawab, uang saku saja dari orang tua, skill nggak ada,
apalagi keyakinan, jauh dah!
Palingan mati gaya, mbulet seadanya. Begitulah nyatanya, ketahuan nggak
seriusnya. Mengapa? Ya, karena pacaran memang jurusan bagi orang-orang yang mau
kenikmtan tanpa tanggung jawab, demikian papar Felix Y. Siauw dalam bukunya,
“Udah Putusin Aja!”
Jadi, faktanya tidak ada keseriusan dalam pacaran. Lalu mengapa ada
gadis yang rela menyerahkan kehormatan dan kemuliaan kepada orang yang tidak
bertanggung jawab yang ia sebut sebagai pacar?
Di sinilah logika kadang tidak bekerja. Pacaran hanyalah ajang permainan
dan pemuasan hasrat libido belaka. Tidak mungkin ada orang mau pacaran, kecuali
dia enggan bertanggung jawab. Sebab jika memang bertanggung jawab, ngapain
pacaran, nikah saja langsung, halal, nikmat, berpahala nan mulia.
Jaga Kemuliaan
Dari uraian singkat nan ringan itu, saya hanya bisa berharap kepada
seluruh wanita Indonesia, terkhusus kepada para cewek sekolahan, hendaklah
menjadi wanita yang berwibawa. Yaitu wanita yang benar-benar konsisten, serius
dan penuh perjuangan menjaga kehormatan dan kemuliaan.
Isilah hari-harimu dengan ketaatan ibadah, antusiasme belajar, dan
semangat berekpresi diri yang indah lagi aman.
Jangan mudah jatuh cinta,
kecuali kepada lelaki yang siap menikahimu dengan penuh kesungguhan. Jangan
membuka hati kecuali sudah resmi punya suami, dan jangan buka-bukaan, kecuali
telah ijab qabul pernikahan.*
______
______
*) IMAM NAWAWI, penulis adalah kolumnis kaltara.news . Ikuti juga cuitannya di @abuilmia