Dia meyakini problem sampah akan semakin mudah diatasi seiring dengan kian tumbuhnya kepekaan dan kesadaran lingkungan masyarakat di daerah berjuluk Kota Taman ini.
"Gerakan penyadaran terhadap kepedulian kelestarian lingkungan bukan perkara sederhana dan memang tidak mudah. Tapi ini harus kita lakukan. Kalau bukan kita, siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi," kata Muhammad Aswar dalam obrolan dengan media ini, Senin (24/2/2020).
Aswar sendiri diketahui sejak lama kerap menyoroti permasalan lingkungan terutama penanganan sampah khususnya di Kota Bontang.
Kegelisahan Aswar soal masalah sampah di Bontang memang wajar, apalagi beberapa waktu lalu Walikota Bontang Neni Moerniaeni pun mengungkapkan keresahannya atas kondisi sampah Kota Bontang kini telah mencapai 101 ton perhari dengan kapasitas penduduk sebanyak 174.000 jiwa.
"Saya kira keresahan Bunda Neni harus menjadi keresahan kita semua. Julukan Bontang sebagai Kota Taman idealnya bukan hanya simbolik, tapi benar-benar otentik sebagai kota hijau bak taman yang bebas pencemaran lingkungan," harap Aswar.
Aswar mengatakan, kita perlu terus untuk mengangkat isu kepedulian lingkungan, sebab selain telah menjadi perhatiannya sejak lama, masalah lingkungan juga menyangkut hajat hidup kita secara luas yang bukan saja hari ini melainkan juga untuk di masa masa mendatang.
"Masa depan kota ini ada di tangan kita para anak-anak muda. Lantas apa yang akan kita wariskan kepada generasi setelah kita jika problem lingkungan ini tak bisa kita atasi," kata Aswar.