More
    Advertisementspot_imgspot_img
    Sabtu, September 30, 2023

    Rakyat atau Nikmat, Manakah Prioritas Politisi dalam Berpolitik?

    SERING perkembangan teknologi informasi, masyarakat semakin mudah melihat apapun dengan banyak sumber rujukan, sehingga bisa dengan mudah melakukan perbandingan.

    Semakin seseorang menerima rujukan yang beragam, semakin terlatih untuk melakukan analisis, setidaknya tidak mudah menelan mentah satu informasi.

    Karena dalam membandingkan sebuah fakta, seseorang perlu melakukan analisa terhadap informasi secara mendalam. Orang akan terbiasa melihat, sejauh mana kualitas sumber data, fakta atau informasi,kemudian adakah konsistensi dan seterusnya.

    Dahulu, mungkin orang yang menguasai media akan menguasai dunia. Tetapi sekarang, siapa yang tidak jujur dalam bermedia, akan segera menerima akibatnya.

    Boleh jadi era pencitraan, telah menemui ajal seiring dengan tumbuhnya budaya baru masyarakat bermedia sosial.

    Sekarang caleg atau bahkan capres, boleh saja berpidato berapi-api, lari ke sana kemari pagi dan sore, atau bertemu orang banyak di lapangan.

    Tetapi, jika publik melihat yang Anda lakukan tidak ada, jangan pernah berharap lebih. Sebab masyarakat mulai tersentuh media sosial, yang di dalamnya juga ada konten-konten (edukasi) politik.

    Sebuah riset menyebutkan bahwa pesan politik di media sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan literasi politik, utamanya generasi milenial dengan tingkat pengaruh sebesar 77,5%.

    Ketulusan

    Dalam kondisi sebagian masyarakat telah melek informasi bahkan mungkin politik, para politisi tidak bisa banyak berulah seperti dahulu.

    Jika Anda ingin maju, menawarkan perubahan dengan janji-janji manis saat kampanye, maka langkah utama setelah semua itu dipaparkan, Anda harus bekerja keras mewujudkannya.

    Masyarakat akan mudah melihat dengan bukti, ke depan, mana politisi yang mencintai rakyat atau mencintai nikmat dengan duduk sebagai pejabat.

    Artinya, jangan lagi berpolitik dengan prinsip dagang sapi. Harus ada ideologi atau benar-benar komitmen terhadap moral.

    Tanpa moral yang jadi landasan pikir dan gerak, seorang politisi potensial akan kehilangan arah, sehingga mungkin akan jadi sosok terkutuk pada zamannya dan terlaknat dalam sejarah.

    Menuju Keemasan

    Sebagian politisi mungkin telah menikmati atmosfer reformasi dengan gaya politik yang penuh pupur pencitraan. Tetapi ingat, tak ada masa yang bertahan lama. Semua berlangsung serba cepat.

    Dalam kata yang lain, jika tidak berubah, mengubah diri, atau bahkan bertaubat dari cara berpolitik yang selama ini banyak mengandalkan cara sembunyi-sembunyi, lempar janji lalu men-tuli-kan nurani pribadi, siap-siap untuk ditelan bumi.

    Sekarang, pastikan diri sendiri, apakah maju dalam Pemilu 2024 karena panggilan nurani atau masih memandang esok seperti hari ini. Sebab, 22 tahun lagi Indonesia akan masuk masa 1 abad kemerdekaan. Semua orang ingin benar-benar merasakan seperti apa merdeka yang sesungguhnya pada masa itu.

    Pastikan dan sadarlah, rakyat semakin dewasa. Mereka tidak lagi tertarik pada politisi dengan gaya “penjual obat.” Bilang manjur, berkata hebat, namun nol dalam realita. Orang yang pernah tertipu itu tidak akan pernah melupakan orang yang menipu.*

    EDITORIAL NASIONAL.NEWS

    Berita Terkait

    PT Wijaya Karya Berbagi Ratusan Paket Daging Qurban di Masjid Baitul Karim

    JAKARTA - Badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak...

    Presiden Sebut Potensi Ekonomi Digital Indonesia Sangat Prospektif

    JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Sea...

    Suhardi Sukiman Sambut Dukungan Maju Calon DPD RI asal Sulawesi Tengah

    PALU -- Tokoh muda asal Kabupaten Tolitoli, Suhardi Sukiman,...

    Simpel Saja Memahami Politik

    POLITIK secara etimologi berasal dari bahasa Latin, politicos. Artinya...

    Newsletter

    Advertisementspot_img

    Baca Juga

    Move! & Dont Look Back

    VIRGIL Abloh, penanggung jawab kreatif lini pria dari brand...

    Pesantren Hidayatullah Pebayuran Bekasi Gelar Wisuda Hafidz Al Qur’an 30 Juz

    BEKASI - Pondok Pesantren Tahfidz Al Qur'an Hidayatullah Pebayuran...

    Bukti Nyata Kebaikan, BMH Kembali Serahkan Sumur bor ke 12 untuk RQ Al Fatih Bengkulu

    BENGKULU - Setelah melalui berbagai proses mulai persiapan, pemetaan,...

    Cendekiawan Muda Kholili Hasib Raih Gelar Doktor Filsafat Islam

    PONOROGO - Cendekiawan muda muslim yang juga pengajar di...

    BMH Sumut Antarkan Beras Santri Yatim Dhuafa di Batubara

    BATUBARA - Kandungan karbohidrat pada beras sebagai sumber energi...
    Advertisementspot_imgspot_img

    Menasional

    Jokowi Minta Mahfud Lunasi Utang Pemerintah

    Jakarta -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutusnya untuk melunasi utang pemerintah yang sudah...

    Penundaan Pemilu dan Tambah Masa Jabatan Memantik Krisis Legitimasi

    MAKASSAR - Cendekiawan muda yang juga pakar hukum tata negara, Asrullah Syaharuddin, mengatakan upaya menunda pemilu dan bertambahnya masa jabatan dapat berimplikasi pada krisis...

    Penguatan Ekonomi Zakat sebagai Solusi Hadapi Problem Resesi

    DEPOK - Zakat akan menjadi solusi bagi resesi dan kemiskinan umat manakala paradigma ekonomi yang dibangun tidak lagi ribawi. Demikian disampaikan Deputi I Bidang...